First Time Lover

16 February 2022 Admin SIRIKA Dibaca 408

Adalah Dewo yang memperkenalkan cafe ini padaku. Dia kakak angkatan yang pernah memintaku membantu mengumpulkan data untuk skripsinya. Balas jasanya dia mengajakku ke tempat ini. Dewo lelaki baik yang begitu menghargai perempuan. Aku senang membantu pekerjaannya.  Aku berterima kasih padanya yang  telah mengajakku ke tempat ini, Desain kafe kebun dengan pohon-pohon yang rimbun dan teduh. Bunga-bunga sekeliling penuh berwarna-warni.

Selanjutnya, aku datang sendiri karena ingin menikmati lagi chicken cordon bleu yang pernah aku pesan. Kali kedua itulah aku mengetahui kalau pemiliknya seorang pria yang menawan. Dia menyapa dengan penuh keramahan dan mempersilahkanku duduk kemudian membawakanku menu. Tersanjung sekali, karena untuk tamu lain dia menyuruh staf melakukannya. Beberapa kali aku sengaja datang lagi sekedar untuk memandang si tampan yang begitu perhatian pada pelanggannya.  Dia terkadang mondar-mandir, menelefon, menulis, atau menyapa tamu-tamu yang datang.  Pernah suatu kali saat aku datang, si tampan sedang mengobrol  dengan lima pria lainnya. Terkadang tawa mereka terdengar lepas di antara kepulan asap rokok. Dari tongkrongannya teman-temannya itu sepertinya pengusaha. Kali itu aku hanya bisa memandang si tampan dari kejauhan dengan penuh cinta.

Aku tipe perempuan yang sulit jatuh cinta. Belum ada laki-laki yang mencuri perhatianku dan belum ada yang bisa menaklukan hatiku. Maka teman-teman menjulukiku Miss Cantik Arogan karena aku sering tidak berperasaan menolak cinta yang ditawarkan. Lantas harus bagaimana? Menerima cinta seorang pria tanpa cinta? Dan berpura-pura pacaran supaya tidak disebut jomblo? Tidak begitulah prinsipku. Aku harus betul-betul mecintai lelaki yang jadi pacarku.

Dan sekarang aku kena batunya. Aku tiba-tiba mencintai lelaki yang baru aku kenal. Siapa dia sebenarnya, umurnya berapa, sudah nikah apa belum aku tidak tau, malah namanya saja aku belum tau. Tapi bunga-bunga cinta bermekaran di hatiku. Tak ada teman yang tahu dan tak ada yang akan aku beritahu karena mereka akan mengolok-ngolokku sebagai Miss Cantik Arogan jatuh cinta. Aku juga tak memberitahu Dewo karena pasti sama dengan teman lainnya dia akan cekikikan menertawakanku. Untunglah Dewo mondar mandir ke sana kemari mencari data untuk skripsinya jadi dia tidak tahu kalau aku datang lagi dan lagi dan lagi ke tempat yang dia pernah kenalkan padaku. Dewo tidak tahu gara-gara dia mentraktrirku jadi ada pria tampan yang terus menerus bermain-main di hatiku.

Dan siang ini aku sudah menclok di kafe taman yang rasanya menjadi lebih indah dari sebelumnya. Bunga-bunga bermekaran sebagaimana bunga cinta di hatiku. Ingin rasanya segera bertemu pria pujaanku, cinta pertamaku yang membuat aku tidak fokus belajar. Hanya dia dan dia yang ada di otak dan hatiku saat ini.  Seperti yang sudah-sudah, kupilih tempat favoritku, di sofa sudut yang memojok lantas segera memesan nasi sop buntut. Aku ingin makan enak dan berlama-lama di sini.

Makanku hampir selesai. Tapi si tampan belum menampakkan dirinya mondar mandir ke sana kemari atau nelepon atau memberi perintah pada pegawainya. Kemana dia? Kuputar mata ke sekeliling kafe barangkali dia duduk di antara para tamu yang sedang menikmati makan siang. Tapi tak kutemukan. Setengah jam selanjutnya nasi sop buntut sudah habis tak tersisa termasuk seledri dan daun bawangnya. Aku makan semua supaya kelihatan masih menikmati hidangan yang disediakan. Tapi melihat tamu yang terus berdatangan, aku jadi tak enak hati kalau terus duduk tanpa memesan makanan lagi. Maka dengan berat hati aku pun berdiri dari tempat duduk.

Namun rasa rinduku pada sang pujaan mengajakku untuk sedikit ingin mencari-cari keberadaannya.  Kulangkahkan kaki di antara rimbun pohon menuju area belakang sambil pura-pura menelefon.  Di salah satu ruang yang jendelanya setengah terbuka, aku melihat sosok pria yang aku cari. Aku tertegun beberapa saat di situ.  Hatiku tiba-tiba koyak dan luka menganga yang sangat dalam. Aku berlari ke tempat parkir. Kupacu mobilku meninggalkan kafe taman yang tiba-tiba berubah gersang. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku berteriak-teriak. Aku marah dan menyumpahi diriku. Duniaku kiamat. Dengan jelas aku melihat sendiri, Lelaki tampan cinta pertamaku sedang berciuman mesra dengan Dewo.***

Komentar


Komentar dinonaktifkan.
Recent Posts
16 February 2022

16 February 2022


16 February 2022

14 February 2022